Seiring
mekar harumnya bunga melati
Detik demi detik terlewati
Generasi demi generasi pun silih berganti
Temani gelisahnya risau hati
Bumi pertiwi lesu lunglai tak berdaya
Seakan menangis kecewa melihat anak bangsa
Yang terpengaruh budaya mimikri jagad raya
Pribadinya terbuai lemah tanpa kuasa
Rintik hujan tak mau berhenti berderai
Menandakan kerasnya hidup yang memaksa
Semuanya takkan pernah bisa jelas terurai
Anak
bangsa tak mendapatkan asa
Mereka
hanya menjadi butiran debu kecil
Tercampakkan
oleh bebatuan yang keras dan tajam
Hanya bersabar menerima hinaan terkucil
Tak ingin bangkit dengan pikiran yang tajam
Mereka
yang terbelenggu oleh globalisasi dan ambisi
Terjerat
oleh paradigma yang berada
Menciptakan
ilusi untuk berkolusi
Terkontaminasi oleh euforia dalam dada
Wahai
anak bangsa sang pelipur lara
Bukalah
mata dan melihat dunia
Kikislah
habis segala masalah dan perkara
Ciptakan gairah kebangkitan yang membara
Namun
aku percaya, suatu saat nanti
Butiran
debu akan menjadi hamparan bunga melati
Yang putih, bersih, tak dapat mati
Mengharumkan citra nama bangsa sejati
Bumi pertiwi akan tertabur amal bakti
Anak bangsa menyinari dunia dengan cahaya
Membuktikam bahwa mereka tlah bangkit dari luka hati
Karna anak nusantara, cerdas berkarya