Unknown
Benakku tak pernah mencerna
Tak sekalipun tuk berpikir
Akukah tokoh antagonis dalam kisah ini?
Lembaran kisah yang kutulis sendiri
Akankah terjawab iya?

Mengapa semua berubah menjadi kelam

Kisah yang kutulis begitu berjiwa
Coretan pena yang menulis tragedi dengan sendirinya
Hingga dapat melanjutkan tanpa kulanjutkan
Sanggup membalikkan aku, sang protagonis menjadi sang antagonis

Bagian-bagian yang kuperindah sedemikian rupa

Terlalu kuperindah hingga ingin menyaingi sang protagonis
Membunuhku dalam kisahku sendiri
Menghancurkanku menjadi debu yang lebih kecil dari serpihan-serpihannya
Ada sesal karna aku memasukkan 'aku' dalam kisah tuk berperan

Entah bagaimana harus kuselesaikan kisah ini

Aku sang penulis tak dapat mengendalikan tokoh-tokoh yang kucipta
Haruskah dengan cara itu tuk selesaikan tragedi ini?
Mematikan seluruh tokoh, melenyapkan segala kisah
Dengan membunuh sang penulis utama, aku.
Unknown
Jantung ini berdetak dengan cepatnya
Secepat derap kuda yang berlarian
Aku tak tau mengapa
Yang aku tau, aku ada dalam dekapmu

Detik waktu berjalan dengan sewajarnya
Namun aku merasa ia berjalan terlalu cepat
Aku tak tau mengapa
Yang aku tau, kau kecup lembut keningku

Bintang di langit mungkin menampakkan cemburunya
Sebab mereka melihat kita bercumbu dalam tenang
Hanya ada kita yang saling mencinta
Bersama selamanya adalah setinggi-tingginya harapan

Tetapi, benarkah kita dapat selamanya?
Kita takkan tau apa yang akan kita hadapi
Mungkin, ada seseorang yang akan ada diantara kita
Atau justru, kita yang lelah tuk saling mempertahankan

Entahlah, aku tak tau
Dan kau pun pasti sama halnya denganku
Yang aku tau, aku dapat mencintamu selamanya
Sampai kerut keriput ada di wajahku
Selamanya, kita bertahan
Unknown
Ketika kita lelah karena disakiti berkali,
Kita hanya dihadapkan dengan dua pilihan.
Pergi dan sakit,
Atau bertahan dan lebih sakit.